Jumat, 13 Mei 2016

AWING - AWIG

Macam-macam Kearifan Lokal di Indonesia

1.     AWIG-AWIG (Lombok Barat dan Bali): Awig-Awig memuat aturan adat yang harus dipenuhi setiap warga masyarakat di Lombok Barat dan Bali, dan sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak terutama dalam berinteraksi dan mengelola sumberdaya alam & lingkungan .

2.     REPONG DAMAR (Krui-Lampung Barat): Repong Damar atau hutan damar, merupakan model pengelolaan lahan bekas lading dalam bentuk wanatani yang dikembangkan oleh masyarakat Krui di Lampung Barat, yaitu menanami lahan bekas lading dengan berbagai jenis tanaman, antara lain damar, kopi, karet, durian.

3.     HOMPONGAN (Orang Rimba-Jambi): Hompongan merupakan hutan belukar yang melingkupi kawasan inti pemukiman Orang Rimba (di kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas, Jambi) yang sengaja dijaga keberadaannya yang berfungsi sebagai benteng pertahanan dari gangguan pihak luar.

4.     TEMBAWAI (Dayak Iban-Kalimantan Barat): Tembawai merupakan hutan rakyat yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak Iban di Kalimantan Barat, yang didalamnya terdapat tanaman produktif, seperti durian.

5.     SASI (Maluku): Sasi merupakan aturan adat yang menjadi pedoman setiap warga masyarakat Maluku dalam mengelola lingkungan termasuk pedoman pemanfaatan sumber daya alam.

6.     PAMALI MAMANCING IKAN (Desa Bobaneigo-Maluku Utara): Pamali Mamancing Ikan merupakan aturan adat yaitu larangan atau boboso. Pamali Mamancing Ikab ini secara yurisdiksi terbatas pada nilai-nilai adat, dan agama, tetapi konsep property right ini terbentuk dari pranata sosial masyarakat yang telah berlangsung sejak lama dalam mengatur pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut.

7.     SIMPUK MUNAN/LEMBO (Dayak Benuaq-Kalimantan Timur): Simpuk Munan atau lembo bangkak merupakan hutan tanaman buah-buahan (agroforestry) yang dikembangkan oleh masyarakat Dayak Benuaq di Kalimantan Timur.

8.     KOKO DAN TATTAKENG (To Bentong-Sulawesi Selatan): Sebelum mengenal pertanian padi sawah, orang To Bentong mewariskan lahan bagi keturunannya berupa kebun (Koko) dan lading yang ditinggalkan (Tattakeng). Koko adalah lahan perladangan yang diolah secara berpindah, sedangkan Tattakeng adalah lahan bekas perladangan yang sedang diberakan.

9.     MAPALUS (Minahasa-Sulawesi Utara): Mapalus pada masyarakat Minahasa, merupakan pranata tolong menolong yang melandasi setiap kegiatan sehari-hari orang Minahasa, baik dalam kegiatan pertanian, yang berhubungan dengan sekitar rumah tangga, maupun untuk kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan umum.

10.                       MOPOSAD DAN MODUDURAN (Bolaang Mongondow-Sulawesi Selatan): Moposad dan Moduduran merupakan pranata tolong menolong yang penting untuk menjaga keserasian lingkungan sosial.

11.                       KAPAMALIAN (Banjar – Kalimantan Selatan): Kapamalian merupakan aturan-aturan (pantangan) dalam pengelolaan lingkungan, misalnya larangan membuka hutan keramat.

12.                       PAHOMBA ( Sumba Timur- Nusa Tengara Timur ): Gugus hutan yang disebut Pahomba, terlarang keras untuk dimasuki apalagi untuk diambil hasil hutanya. Pada hakekatnya pohon-pohon di setiap pahomba itu berfungsi sebagai pohon-pohon induk yang dapat menyebarkan benih ke padang-padang rumput yang relatif luas.Karena itu, jika api tidak menghangus matikan anakan pepohonan itu, proses perluasan hutan secara alamiah dapat berlangsung. Pepohonan di pahomba disekitar batang sungai berfungsi sebagai riparian atau tumbuhan tepain sungai yang berfungsi sebagai filter terhadap materi erosi, dan sekaligus berfungsi sebagai sempadan alamiah sungai dan untuk pelestarian air sungai.

13.                       SUBAK (Bali): Salah satu teknologi tradisional pemakaian air secara efisien dalam pertanian dilakukan dengan cara Subak. Lewat saluran pengairan yang ada pembagian aliran berdasarkan luas areal sawah dan masa pertumbuhan padi dilakukan dengan menggunakan alat bagi yang terdiri dari batang pohon kelapa atau kayu tahan air lainnya. Kayu ini dibentuk sedemikian rupa dengan cekukan atau pahatan dengan kedalaman berbeda sehingga debit air yang mengalir di satu bagian berbeda dengan debit air yang mengalir di bagian lainnya. Kayu pembagi air ini dapat dipindah-pindah dan dipasang diselokan sesuai dengan keperluan, yang pengaturannya ditentukan oleh Kelihan Yeh atau petugas pengatur pembagian air.

14.                       TRI HITA KARANA (Bali): Tri Hita Karana, suatu konsep yang ada dalam kebudayaan Hindu-Bali yang berintikan keharmonisan hubungan antara Manusia-Tuhan, manusia-manusia, dan manusia-alam merupakan tiga penyebab kesejahteraan jasmani dan rohani. Ini berarti bahwa nilai keharmonisan hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan suatu kearifan ekologi pada masyarakat dan kebudayaan Bali.

15.                       BERSIH DESO (Desa Gasang-Jawa Timur): Bersih Deso (bersih desa) adalah suatu acara adat dan sekaligus tradisi pelestarian lingkungan yang masih dilaksanakan masyarakat Desa Gasang sampai sekarang. Dilakukan setiap tahun pada bulan Jawa Selo (Longkang) dipilih dari hari Jumat Pahing. Masyarakat secara berkelompok membersihkan lingkungan masing-masing seperti jalan, selokan umum dan sungai. Setelah selesai melaksanakan bersih deso secara berkelompok mereka menyelenggarakan upacara semacam “sedekah bumi” dengan sajian satu buah buceng besar, satu buceng kecil, sayur tanpa bumbu lombok tanpa daging, berbagai macam hasil bumi yang biasa disebut “pala kependhem” dan “pala gumantung”.

16.                       WEWALER (Desa Bendosewu-Jawa Timur): Tradisi bersih desa di Desa Bendosewu dikenal dengan wewaler yang merupakan pesan dari leluhur yang babad desa. Isi pesan adalah “jika desa sudah rejo (damai, sejahtera) maka hendaknya setiap tahun diadakan upacara bersih desa.” Tradisi bersih desa disertai kegiatan kebersihan lingkungan secara serentak, yaitu membersihkan jalan-jalan, rumah-rumah, pekarangan, tempat-tempat ibadah, makam dan sebagainya. Kegiatan ini disebut pula dengan “tata gelar” atau hal yang sifatnya lahiriah. Hal yang berkaitan dengan “tata gelar” dalam bersih desa bagi masyarakat Bendosewu sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga tidak perlu diperintah lagi.

17.                       SEREN TAUN (Kasepuhan Sirnaresmi-Jawa Barat): Seren Taun memiliki banyak arti bagi masyarakat kasepuhan diantaranya adalah puncak prosesi ritual pertanian yang bermakna hubungan manusia, alam, dan pencipta-Nya. Seren Taun adalah perayaan adat pertanian kasepuhan sebagai ungkapan rasa syukur setelah mengolah lahan pertanian sengan segala hambatan dan perjuangannya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Seren Taun adalah pesta masyarakat adat Kasepuhan sebagai ungkapan rasa gembira ketika panen datang. Seren Taun juga merupakan pertunjukan kesenian-kesenian tradisional yang ada di masyarakat Kasepuhan. Adat istiadat yang berlaku di dalam Kasepuhan ini mengatur pola kehidupan masyarakat dalam berhubungan dengan sang pencipta (Hablum minallah), hubungan antar manusia (Hablum minan naas) dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya (Hablum minal alam).

18.                       TALUN (Kampung Dukuh-Jawa Barat): Bentuk kearifan dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup yang dikembangkan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan diwujudkan dalam penataan ruang hutan, pelestarian dan pengelolaan air, pengelolaan lahan dengan pengembangan talun. Selain itu juga diwujudkan dalam pengetahuan tradisional tentang berbagai jenis sumber daya alam, seperti padi varitas lokal. Nilai yang menekankan pentingnya melestarikan lingkungan itu dikuatkan lewat berbagai upacara tradisional, mitos dan tabu. Menurut warga Kasepuhan, hutan digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
Leuweung Kolot atau Leuweung Geledegan atau hutan tua, yaitu hutan yang masih lebat ditumbuhi berbagai jenis pohon dengan kerapatan yang tinggi, dan masih banyak ditemukan binatang liar hidup di dalamnya. Hutan ini masih ada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Halimun.
Leuweung Titipan atau hutan keramat. Hutan ini tidak boleh dimasuki apalagi dieksploitasi oleh siapa pun, kecuali ada izin dari Abah Anom. Hutan ini akan dimasuki apabila Abah Anom menerima wangsit atau ilapat dari nenek moyang yang memerlukan sesuatu dari kawasan gunung tersebut. Kawasan hutan keramat adalah kawasan Gunung Ciwitali dan Gunung Girang Cibareno;
Leuweung Sampalan atau Leuweung bukaan, yaitu hutan yang dapat digunakan dan dieksploitasi serta dibuka oleh warga Kasepuhan. Di sini warga boleh membuka lading, kebun sawah, menggembala ternak, mengambil kayu bakar dan hasil hutan lainnya yang ada. Yang termasuk lahan bukaan adalah lahan di sekitar tempat pemukiman penduduk. Bekas lahan lading ataupun sawah yang sudah dipanen lalu ditanami dengan tanaman musiman dan tanaman keras sehingga membentuk hutan buatan disebut Talun. Tanaman buah-buahan sering digunakan seperti duren, rambutan, atau tanaman lainnya seperti petai, cengkeh, dan sebagainya. Setelan Talun ditanami biasanya akan ditinggal begitu saja. Artinya pemeliharaannya tidak begitu intrnsif disbanding dengan kebun.

19.                       PIIL PASENGGIRI (Lampung): Piil Pasenggiri merupakan falsafah hidup atau pedoman dalam bertindak bagi setiap warga masyarakat Lampung, yakni: menemui muimah (ramah lingkungan), nengah nyappur (keseimbangan lingkungan), sakai sambayan (pemanfaatan lingkungan), dan juluk adek (pertumbuhan lingkungan).

20.                       UNDANG-UNDANG SIMBUR CAHAYA (Lahat – Sumatera Selatan): Undang-Undang Simbur Cahaya yang sebagian substansinya mengatur tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

21.                       KE-KEAN (Sumatera Selatan): Pengetahuan Ke-Kean adalah perhitungan waktu yang tepat untuk menanam jenis tanaman tertentu yang dikaitkan dengan ilmu perbintangan.

22.                       TEBAT (Pasemah-Sumatera Selatan): Salah satu bentuk kearifan lingkungan masyarakat Pagar Alam adalah Tebat milik komunal. Tebat dapat dimiliki secara individual maupun kolektif. Tebat memiliki fungsi sosial, untuk memperkuat rasa solidaritas dan integrasi masyarakat. Setiap kali ikan dipanen, dilakukan bobos tebas, yaitu menguras isi kolam oleh semua warga desa secara bersama-sama.

23.                       MAROMU (Ngata Toro-Sulawesi Tengah): merupakan sistem kerja sama yang berlaku dalam pengelolaan tanah/hutan bagi masyarakat adat Ngata Toro. Sistem ini mengandung nilai saling membantu meringankan beban pekerjaan satu sama lain. Dari awal pengelolaan hingga panen, sistem Maromu dilakukan secara bergiliran dari satu keluarga/pribadi kepada yang lain. Pengelolaan tanah/hutan melalui beberapa tahapan dan struktur yang diatur menurut ketegorisasi hutan.

24.                       WANA NGKIKI (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Wana Ngkiki merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro.Orang Toro membagi hutan menurut pengetahuan asal pemanfaatannya sesuai kategorinya. Wana Ngkiki adalah kawasan hutan di puncak-puncak gunung yang jauh dari pemukiman, yang ditumbuhi oleh pohon-pohon yang tidak terlalu besar, rerumputan, banyak lumut, hawanya dingin, dan merupakan habitat dari beberapa jenis burung. Di dalam hutan ini, tidak ada aktivitas manusia. Hutan ini sangat jarang dikunjungi. Menurut hasil pemetaan luas Wana Ngkiki sekitar 2.300 ha.

25.                       WANA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Wana merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro. Wana adalah kawasan hutan belantara/hutan rimba dimana belum pernah ada kegiatan manusia mengolahnya menjadi kebun. Wana adalah tempat berkembang biaknya binatang Anoa (lupu), babi rusa (dolodo) dan lain-lain. Wana merupakan hutan primer sebagai penyangga kandungan air yang banyak (sumber air). Sehubungan dengan itu, Wana tidak pernah diolah jadi kebun. Bilamana diolah/dibuka akan membawa bencana kekeringan. Begitulah pemahaman yang berkembang pada masyarakat adat Toro secara turun-temurun. Wana dimanfaatkan khusus untuk mengambil damar, rotan, wewangian, obat-obatan dan sewaktu-waktu tempat untuk berburu binatang dan mencari ikan di sungai-sungainya, bilamana ada pesta di Ngata. Di beberapa alur sungai pada waktu itu dilakukan kegiatan mendulang emas secara tradisional. Dari hasil pemetaan partisipatif membuktikan wana merupakan hutan yang terluas di wilayah adat Toro dengan luas sekitar 11.290 Ha.

26.                       PANGALE (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Pangale merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro. Pangale adalah hutan yang berada di pegunungan dan dataran. Pangale termasuk kategori hutan sekunder yang bercampur dengan primer karena sebagian sudah pernah diolah tetapi telah kembali menjadi hutan seperti semula. Bagi orang Toro pangale dipersiapkan untuk kebun dan datarannya untuk sawah. Pangale dimanfaatkan juga untuk mengambil kayu, rotan yang dipergunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Pandan hutan dipergunakan untuk membuat tikar dan bakul, obat dan wewangian. Daun melinjo dipergunakan untuk sayur. Pangale seluas 2.950 Ha biasa digunakan juga untuk tempat berburu secara tradisional.

27.                       PAHAWA PONGKO (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Pahawa Pongko merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro. Pahawa Pongko adalah hutan bekas kebun yang telah ditinggalkan 25 tahun ke atas. Sudah hampir menyerupai hutan sekunder semi primer (pangale). Pohon-pohonnya sudah tumbuh besar, karena itu untuk menebangnya sudah harus menggunakan “pongko” (tempat menginjakkan kaki yang terbuat dari kayu) yang agak tinggi dari tanah agar dapat menebang dengan baik dan tonggaknya diharapkan dapat tumbuh tunas kembali, sehingga sesuai dengan namanya yaitu Pahawa Pongko. Pahawa artinya “ganti”. Dalam pemetaan hutan pahawa pongko dimasukkan dalam kategori pangale.

28.                       OMA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Oma merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro. Oma adalah hutan bekas kebun yang sering diolah. Oma banyak dimanfaatkan untuk tanaman kopi, kakao dan tanam-an tahunan lainnya. Luas Oma yang tumpang tindih dengan TNLL berdasarkan pemetaan partisipatif sekitar 1.820 Ha. Menurut usia pemanfaatannya Oma terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu :
Oma Ntua; Bekas kebun yang ditinggalkan 16 – 25 tahun. Usia pemanfaatannya tergolong tua, dalam arti tingkat kesuburannya sudah kembali normal. Untuk itu sudah dapat diolah kembali menjadi kebun.
b. Oma Ngura; Bekas kebun yang ditinggalkan 3 – 15 tahun. Merupakan jenis hutan yang lebih muda dibanding oma ntua. Pohon-pohon belum tumbuh besar dan masih dapat ditebas dengan menggunakan parang. Rerumputan dan belukar merupakan ciri khasnya.
Oma Ngkuku; Bekas kebun yang berusia 1 – 2 tahun. Didominasi tumbuhan rerumputan.

29.                       BALINGKEA (Ngata Toro – Sulawesi Tengah): Balingkea merupakan salah satu kategori dari pandangan tentang hutan menurut orang Toro. Balingkea adalah bekas kebun yang usianya 6 bulan – 1 tahun. Sering diolah untuk tanaman palawija berupa jagung, ubi kayu, kacang-kacangan, rica dan sayur-sayuran.

30.                       NAKI KA BUKIT (Kampung Raba – Kalimantan Barat): Naki Ka Bukit merupakan Upacara adat yang lakukan apabila dalam musim panen tahun sebelumnya mengalami gangguan entah berupa hama penyakit atau gangguan hewan. Upacara ini dilakukan setiap lima tahun sekali dan sudah menjadi agenda yang tetap.

31.                       MIJAR BUNGA BUAH (Kampung Raba – Kalimantan Barat): Upacara adat Mijar Bunga Buah dilakukan berdasarkan ada tidaknya tanaman-tanaman buah berbunga. Tujuan dari upacara ini adalah untuk menjaga agar buah-buahan yang akan dimakan tidak menimbulkan hal-hal yang negatif. Kegiatan ini dipusatkan di tempat khusus yang sekarang ini dilakukan di Malantokng. Sampai saat ini tempat tersebut dikeramatkan menjadi Keramat Buah.

32.                       MALINAU KAPAL (Sungai Pisang – Sumatera Barat): Malinau kapal memiliki dua versi, yaitu malinau kapal baru yang pertama kali mau turun kelaut, dan jika kapal-kapal nelayan selalu sial dalam setiap operasi (selalu ada halangan atau kesulitan memperoleh hasil tangkapan).
Malimau kapal baru; Malimau kapal baru perisipnya merupakan suatu upacara untuk minta izin kepada Allah swt. untuk mengelola isi lautan.
Malimau kapal untuk membuang sial; Upacara malimau kapal yang berkaitan dengan membuang sial ini relatif lama dan rangkaian upacara tergantung dari pantanagan yang dilanggarnya, tetapi jika nahkoda (=tungganai untuk kapal tonda atau bagan, = pawang untuk perahu payang) bersama ABKnya tidak tahu sebab kesialan yang menimpa, biasanya mereka langsung datang ke dukun kapal untuk kapalnya dilimaui.

33.                       PERELAK, KEBUN MUDO-UMO RENAH dan UMO TALANG (Melayu-Jambi): Orang Melayu Jambi mengenal dan menggolongkan perladangan dalam beberapa bentuk, yaitu perelak, kebun mudo, umo renah dan umo talang. Perelak ialah sebidang tanah disekitar desa (kampung) yang ditaami berjenis tanaman untuk memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari seperti cabai, kunyit, serai, laos, tomat, kacang gulai, ubi rambat, ubi kayu dan pisang. Kebun Mudo ialah sebidang tanah yang ditanami satu jenis tanaman muda tertentu, misalnya pisang, kedelai atau kacang tanah. Umo Renah ialah lading cukup luas yang ditanami padi dengan selinga tanaman muda, seperti cabai, tomat, terong, labu dan mentimun. Di sekitar lading itu mereka juga menanami tanaman keras seperti duku, durian, karet dan sebagainya. Umo Talang adalah lading jauh di tengah hutan yang biasanya ditanami padi. Disini juga mereka menanam tanaman keras seperti karet dan durian. Mereka juga membuat rumah sementara yang dihuni selama musim menunggu panen padi. Setelah panen, lading tersebut akan menjadi kebun karet atau kebun durian.

34.                       RIMBA KEPUNGAN SIALANG (Melayu-Riau): Masyarakat Melayu mengenal pembagian hutan tanah yang terdiri dari tiga bagian, yakni tanah perladangan, rimba larangan, rimba simpanan (hak ulayat) dan rimba kepungan sialang.

35.                       BONDANG (Desa Silo-Asahan-Sumatera Utara): Masyarakat Desa Silo menerapkan tradisi berupa upacara buka Bondang dan tutup Bondang dalam aktivitas pertanian. Buka Bondang dilakukan pada saat akan memulai penanaman, sedangkan Tutup Bondang diselenggarakan saat panen. Apa yang menarik dari kegiatan ini adalah bahwa selain bersandarkan pada kearifan tradisional, konsep pertanian bondang ini ternyata cukup sinergiss dengan upaya menciptakan keseimbangan lingkungan. Dalam aktivitas pertanian, petani sama sekali tidak menggunakan zat-zat kimia maupun obat-obatan yang dapat mengakibatkan berbagai dampak pada kesehatan dan kerusakan lingkungan. Kegiatan pengolahan lahan pertanian dari mulai tanam hingga panen sepenuhnya dilakukan secara tradisional, tanpa menggunakan bahan-bahan kimia.

36.                       LUBUK LARANGAN (Mandailing-Sumatera Utara): Lubuk Larangan adalah bagian sungai yang dilindungi. Di dalamnya terdapat ikan jurung yang merupakan ikan langka dan bernilai simbolik sebagai peralatan upacara pada Masyarakat Tapanuli Selatan (Mandailing). Di Mandailing Natal terdapat 114 lubuk larangan yang dikelola oleh masyarakat. Konsep ini merupakan kearifan tradisional yang terlaksana secara berkesinambungan dari, oleh dan untuk masyarakat.

37.                       MACCERA TASI (Luwu-Sulawesi Selatan): Maccera Tasi terbukti efektif dalam menggugah emosi keagamaan (spiritual) warga masyarakat. Pada saat pelaksanaan upacara, mereka diingatkan atas tanggungjawabnya untuk menghormati laut, menjaga kebersihannya, tidak merusak dan tidak menguras potensi ikan laut secara berlebihan.

38.                       BAU NYALE (Sasak, Nusa Tenggara Barat): Kearifan masyarakat setempat tercermin dalam upaya masyarakat memelihara dan melestarikan tradisi Bau Nyale yang dikaitkan dengan kesuburan. Nyale atau cacing laut jelmaan dari putri kemudian memenuhi air laut dengan warna-warni dan mudah ditangkap. Setiap tahun dilakukan upacara Bau Nyale oleh pendudukk Sasak.

39.                       LEBUNG (Sumatera Selatan): Dalam praktek pengelolaan sumber daya alam, lebung tidak hanya merupakan cekungan tanah tetapi juga salah satu teknik penduduk setempat untuk menampung ikan saat genangan air di lebak surut. Lebih dari itu, untuk mengambil ikan yang terdapat di lebung ada mekanisme yang berada diluar aturan lelang yang mengakomodir hubungan-hubungan antara pengemin dan pemilik lebung supaya kepentingan kedua belah pihak terpenuhi. Untuk memenuhi kepentingan-kepentingan dari pihak tersebut, pengemin memberikan sejumlah uang kepada pemilik lebung sebagai tanda ucapan terima kasih, bukan sebagai ganti rugi atas pengambilan ikan di lebung.

40.                       TANAH SEBAGAI IBU KANDUNG (Amungme-Papua Barat): Masyarakat Amungme yang hidup disekitar Tambagapura yang kini menjadi kawasan eksploitasi PT. Freeport Indonesia, mempercayai tanah sebagai ibu kandung atau mama. Kearifan budaya Amungme yang berpersepsi tanah sebagai mama, menjadi motivasi budaya bagi resisstensi warga Amungme terhadap penggalian gunung biji Erstberg dan Grassberg. Kedua gunung ini dipercaya sebagai kepala mama. Kasus Freeport merupakan suatu perlawanan budaya para tokoh adat Amungme yang tampil dengan pesan budaya “te aro neweak lako” (alam adalah aku) atau tanah dipandang sebagai bagian dari hidup manusia. Konsekuensi dari strukktur kepercayaan budaya tadi adalah ketika dampak pencemaran dari limbah PTFI, dalam bentuk pembuangan tailing ke dalam sungai Ajkwa dan Agawaghon dan semua anak sungai sekitarnya, menyebabkan rusaknya ekosistem dan budaya Amungme. Sebaliknya adanya pandangan bahwa tanah adalah mama atau bagian dari hidup manusia, menuntun prilaku pemanfaatan sumber daya alam, terutama tanah, secara hati-hati, tidak merusak dan tidak mencemari.

41.                       PASANG RI KAJANG (Ammatoa, Kajang, Sulawesi Selatan): Masyarakat adat Ammatoa bermukim di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, yang berjarak kurang lebih 540 km ke arah tenggara dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Pasang Ri Kajang merupakan pandangan hidup komunitas Ammatoa, yang mengandung etika dan norma, baik yang berkaitan dengan perilaku sosial, maupun perilaku terhadap lingkungan dan alam sekitarnya, maupun hubungan manusia dengan PenciptaNya. Ammatoa bertugas untuk melestarikan Pasang Ri Kajang dan menjaganya agar komunitas Ammatoa tetap tundukk dan patuh kepada Pasang. Pasang merupakan pandangan yang bersifat mengatur, tidak dapat dirobah, ditambah maupun dikurangi.

42.                       MOHOTO O WUTA (Tolaki, Sulawesi Tenggara): Upacara Mohoto O Wuta agar kelak nanti hutan yang mereka tebangi dapat menghutan kembali agar dapat dimanfaatkan oleh generasi berikutnya. Hal ini dibuktikan dengan konsep-konsep (kenyataan empirik) seperti ana homa, o sambu, dan laliwata yang merupakan suatu bukti jika kawasan hutan bekas perladangan dapat pulih kembali.

43.                       O KARUNA-O KANDADI (Muna, Sulawesi Tenggara): Pemberaan sebidang lahan setelah satu atau dua kali tanam disebut O Karuna (dedaunan yang masih muda) dan pepohonannya disebut O Kandadi. Konsepp ini mengandung makna pemulihan kesuburan lahan. Caranya ialah dengan memelihara anak kayu yang tumbuh.

44.                       PANGALE KAPALI (Tau Taa atau To Wana, Sulawesi Tenggara): To Wana berarti “orang dalam hutan”. Mereka memiliki kawasan hutan suaka adat yang disebut “pangale kapali”. Upaya-upaya komunitas masyarakat adat Tau Ta’a untuk menjaga kelestarian pangale kapali tersebut, ditempuh melalui penegakan hukum adat beserta pemberian sanksi pelanggarannya yang terkait dengan pengelolaan pangale kapali. Hutan konservasi binaan masyarakat adat Tau Ta’a tersebut senantiasa berada dalam pengawasan masyarakat. Berbagai upacara ritual, tabu serta tradisi pelestarian pangale kapali tetap dipertahankan. Demikian juga hutan adat dan berbagai keputusan adat lainnya diterapkan di tengah-tengah warganya guna menjaga kelestarian atau kelangsungan hutan larangan tersebut.

sumber:dennies

seni ukiran jepara

Ukiran adalah kerajinan utama dari kota Jepara. Ukiran dari kayu di Jepara ini untuk produksinya ada tempat-tempat yang lekat dengan para ahli pahat ukir Jepara sebagai centre of production yaitu di Desa Mulyoharjo untuk pusat kerjinan ukir dan patung Jepara. Yang dimaksud disini adalah ukiran yang berasal dari kayu yang bisa berasal dari kayu jati, mahoni, sengon dan lain-lain. Di kota Jepara hampir di seluruh kecamatan mempunyai mebel dan ukir kayu sesuai dengan keahliannya sendiri-sendiri. Hasil dari kerajinan ukir Jepara bisa bermacam-macam bentuk mulai dari motif patung, motif daun,relief dan lain-lain.
Menurut sejarah mengapa masyarakat Jepara mempunyai keahlian di pahat ukir kayu adalah konon pada jaman dulu kala ada seorang seniman hebat yang bernama Ki Sungging Adi Luwih. Dia tinggal di kerajaan.Kepiawaian Ki Sungging ini terkenal dan sang raja pun akhirnya mengetahuinya.Singkat cerita raja bermaksud memesan gambar untuk permaisurinya kepada Ki Sungging. Ki Sungging bisa menyelesaikan gambarnya dengan baik namun pada saat Ki Sungging hendak menambahkan cat hitam pada rambutnya,ada cat yang tercecer di gambar permaisuri tersebut bagian paha sehingga nampak seperti tahilalat.Kemudian diserahkan kepada raja dan raja sangat kagum dengan hasil karyanya.Namun takdir berkata lain sang raja curiga kepada Ki Sungging  difikir Ki Sungging pernah melihat permaisuri telanjang karena adanya gambar tahilalat pada pahanya. Akhirnya raja menghukum Ki sungging dengan membawa alat pahat disuruh membuat patung permaisuri di udara dengan naik layang-layang.
Ukiran patung permaisuri sudah setengah selesai tapi tiba-tiba datang angin kencang dan patung jatuh dan terbawa sampai Bali. Itulah sebabnya mengapa masyarakat Bali juga terkenal sebagai ahli membuat patung. Dan untuk alat pahat yang dipakai oleh ki Sungging jatuh di belakang gunung dan ditempat jatuhnya pahat inilah yang sekarang diakui sebagai Jepara tempat berkembangnya ukiran. 
Terlepas dari cerita legenda maupun sejarahnya, seni ukir Jepara kini telah dapat berkembang dan bahkan merupakan salah satu bagian dari “nafas kehidupan dan denyut nadi perekonomian“ masyarakat Jepara. Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia misalnya, dilakukan melalui pendidikan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri dan Akademi Teknologi Perkayuan dan pendidikan non formal melalui kursus-kursus dan latihan-latihan. Dengan penigkatan kualitas sumber daya manusia ini diharapkan bukan saja dapat memacu kualitas produk, tetapi juga memacu kemampuan para pengrajin dan pengusaha Jepara dalam pembaca peluang pasar dengan segala tentutannya. 
Ukiran Jepara mempunyai ciri khas yang menunjukkan bahwa ukiran itu asli dari Jepara atau tidak. Salah satu ciri khas yang terkandung didalamnya adalah bentuk corak dan motif. Untuk motif sendiri bisa kita lihat dari: Daun Trubusan yang terdiri dari dua macam yaitu dilihat dari yang keluar dari tangkai relung dan yang keluar dari cabang atau ruasnya.
Ukiran asli Jepara juga terlihat dari motif Jumbai atau ujung relung dimana daunnya seperti kipas yang sedang terbuka yang pada ujung daun tersebut meruncing. Dan juga ada buah tiga atau empat biji keluar dari pangkal daun. Selain itu,tangkai relungnya memutar dengan gaya memanjang dan menjalar membentuk cabang-cabang kecil yang mengisi ruang atau memperindah.
Ciri-ciri Khas diatas sudah cukup mewakili sebagai identitas ukiran Jepara. Bentuk motif ukiran tersebut ada juga yang oleh para ahli pahat disisipkan di berbagai alat rumah tangga seperti contoh di kursi atau meja yang diberikan ukiran khas Jepara,juga yang lain misal figura foto yang diberi khas Jepara dengan ukiran.
Peningkatan kualitas produk dan pengawasan mutu memang menjadi obsesi Jepara dalam memasuki pasar internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan luar negri terhadap produk industri Jepara. 
Jepara yang dikenal sebagai penghasil meubel terbesar di Indonesia pada tanggal 17 Juli 2010 telah memecahkan rekor Indonesia dalam kegiatan mengukir kayu secara bersama-sama dalam satu tempat yang menghadirkan 502 orang , sehingga MURI mencatatkan kabupaten ”Bumi Kartini” ini dalam buku rekornya yang ke 4391. Piagam atau sertifikat MURI tersebut di serahkan Kepala Museum Rekor Indonesia yang di wakili Ariyani Siregar (Deputy Manager) kepada Bupati Jepara Drs. Hendro Martojo,MM di alon-alon Jepara bersamaan di gelarnya lomba mengukir dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Jepara.

Senin, 11 April 2016

DAUR ULANG

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi,kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga dalam proses hierarki sampah 4R (Reduce, Reuse,Recycle, and Replace).
Material yang bisa didaur ulang terdiri dari sampah kacaplastikkertaslogamtekstil, dan barang elektronik. Meskipun mirip, proses pembuatankompos yang umumnya menggunakan sampah biomassa yang bisa didegradasi oleh alam, tidak dikategorikan sebagai proses daur ulang. Daur ulang lebih difokuskan kepada sampah yang tidak bisa didegradasi oleh alam secara alami demi pengurangan kerusakan lahan. Secara garis besar, daur ulang adalah proses pengumpulan sampah, penyortiran, pembersihan, dan pemprosesan material baru untuk proses produksi.
Pada pemahaman yang terbatas, proses daur ulang harus menghasilkan barang yang mirip dengan barang aslinya dengan material yang sama, contohnya kertas bekas harus menjadi kertas dengan kualitas yang sama, atau busa polistirena bekas harus menjadi polistirena dengan kualitas yang sama. Seringkali, hal ini sulit dilakukan karena lebih mahal dibandingkan dengan proses pembuatan dengan bahan yang baru. Jadi, daur ulang adalah proses penggunaan kembali material menjadi produk yang berbeda. Bentuk lain dari daur ulang adalah ekstraksi material berharga dari sampah, seperti emas dari prosesor komputertimah hitam dari baterai, atau ekstraksi material yang berbahaya bagilingkungan, seperti merkuri.
Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Proses daur ulang aluminium dapat menghemat 95% energi dan mengurangi polusi udarasebanyak 95% jika dibandingkan dengan ekstraksi aluminium dari tambang hingga prosesnya di pabrik. Penghematan yang cukup besar pada energi juga didapat dengan mendaur ulang kertas, logam, kaca, dan plastik.
Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya di antaranya adalah:
Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspalbatu batatanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam bata.
Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemprosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dankesehatan manusia.
Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan telepon genggam umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut (emasbesibajasilikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchipprocessorkabelresistorplastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya denganmagnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut.
Contoh lainnya adalah aluminium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
Bahan Lainnya
Kaca dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
Jenis kode plastik yang umum beredar di antaranya:
  • PET (Polietilena tereftalat). Umumnya terdapat pada botol minuman atau bahan konsumsi lainnya yang cair.
  • HDPE (High Density PolyethylenePolietilena berdensitas tinggi) biasanya terdapat pada botol detergen.
  • PVC (polivinil klorida) yang biasa terdapat pada piparnitur, dan sebagainya.
  • LDPE (Low Density PolyethylenePolietilena berdensitas rendah) biasa terdapat pada pembungkus makanan.
  • PP (polipropilena) umumnya terdapat pada tutup botol minuman, sedotan, dan beberapa jenis mainan.
  • PS (polistirena) umum terdapat pada kotak makan, kotak pembungkus daging, cangkir, dan peralatan dapur lainnya.Daur ulang mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah menjadi menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali. Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi polusi, mengurangi kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca dari pada pada proses pembuat barang baru.
    Daur ulang yang merupakan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle) dan dapat dilakukan pada sampah kaca, plastik, kertas, logam, tekstil, maupun barang elektronik.
    Daur ulang adalah sesuatu yang luar biasa yang bisa didapatkan dari sampah. Sebagai contoh, proses daur ulang alumunium diyakini mampu menghemat energi hingga 95 persen dan mengurangi polusi udara hingga lebih dari 90 persen dibandingkan proses pembuatan alumunium dari bahan mentah (bijih tambang).
    Lambang daur ulang yang berlaku secara internasional
    Lambang (logo) daur ulang yang berlaku secara internasional
    Proses atau Tahapan Daur Ulang. Berikut ini merupakan tahap-tahap dari kegiatan daur ulang yang dapat sobat lakukan:
    • Mengumpulkan; yakni mencari barang-barang yang telah di buang seperti kertas, botol air mineral, dus susu, kaleng dan lain-lainya.
    • Memilah; yakni mengelompokkan sampah yang telah dikumpulkan berdasarkan jenisnya, seperti kaca, kertas, dan plastik.
    • Menggunakan Kembali; Setelah dipilah, carilah barang yang masih bisa digunakan kembali secara langsung. Bersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
    • Mengirim; Kirim sampah yang telah dipilah ke tempat daur ulang sampah, atau menunggu pengumpul barang bekas keliling yang akan dengan senang hati membeli barang tersebut.
    • Lakukan Daur Ulang Sendiri; Jika mempunyai waktu dan ketrampilan kenapa tidak melakukan proses daur ulang sendiri. Dengan kreatifitas berbagai sampah yang telah terkumpul dan dipilah dapat disulap menjadi barang-barang baru yang bermanfaat.
    Yang paling penting, semua orang dapat berpartisipasi dalam proses daur ulang. Paling tidak pada dua tahap (proses) awal daur ulang yakni mengumpulkan dan memilah sampah yang dapat dilakukan setiap saat. Jadi, tunggu apa lagi?.Mendaur ulang barang bekas mungkin menghasilkan barang lain yang lebih menarik. Dibawah ini beberapa ide untuk memanfaatkan barang bekas dan di daur ulang menjadi produk baru.
    Frame foto atau bingkai tempat foto. Modalnya hanya bingkai kayu, lalu ditempel bahan lain, baik plastik bekas, kartu nama bekas dan lainnya. Cukup dipotong kecil lalu di tempel menjadi ornamen di bingkai foto.
    Yang ini agak sulit didapat, tetapi idenya menarik. Membuat papan pengumuman atau bulletin board. mengunakan sebuah kotak kayu, lalu disusun dari bekas tutup botol anggur
    Membuat cermin dengan ornamen majalah juga bisa dilakukan. Dengan mengulung cover majalah lalu ditempel dibelakang bingkai cermin.Bekas botol plastik, dapat dijadikan tempat penyimpan. Modalnya dengan 2 bagian bawah botol bekas, lalu digabung menjadi barang baru sebagai botol penyimpan benda kecil
    Kotak bekas DVD atau Disc dapat dijadikan tempat senter atau lampu.
    Yang dibawah ini adalah botol bekas dijadikan gelas

    Daur Ulang Botol Plastik

    Botol plastik merupakan sampah yang membutuhkan proses yang sangat lama agar bisa hancur. Tak hanya itu, botol plastik juga memakan banyak volume sampah, karena ada ruang kosong di tengahnya. Sehingga jika terlalu banyak botol plastik, kapasitas sampah yang bisa diangkut petugas akan makin sedikit. Kita bisa mulai coba mengurangi sampah botol plastik dengan mengolahnya lebih dahulu, menjadikannya produk-produk yang layak pakai bahkan bisa menjadi peluang bisnis tersendiri.
    Inilah contoh-contoh cara daur ulang plastik yang bisa kita coba di rumah. Semoga bermanfaat
  1. botol3botol9botol41Cara Daur Ulang Unik Namun BermanfaatCara Daur Ulang Unik Namun BermanfaatCara Daur Ulang Unik Namun BermanfaatBotol plastik juga bisa di jadikan hiasan atau juga bisa di jadikan pot bunga ada gambar yang akan saya tunjukan sebagai berikut ini: Gambar Kerajinan Tangan – Botol Plastik adalah salag satu jenis barang bekas yang bisa dijadikan bahan kerajinan tangan. Bisa anda kira-kira sendiri, di lingkungan sekitar anda tentunya sangat mudah ditemukan botol-botol plastik bekas minuman dalam berbagai merk. Botol-botol plastik itu bisa anda kumpulkan sampai berjumlah banyak yang nantinya akan dijadikan kerajinan tangan.
    Baiklah, anggap saja anda sudah memiliki stok botol plastik dalam jumlah besar. Lalu kerajinan tangan seperti apakah yang bisa anda buat dengan bermodalkan botol-botol bekas yang sudah tidak terpakai? Simak terus artikel ini.
    Pada kesempatan kali ini, Mbribik.com akan berbagi informasi mengenai ide-ide yang bisa anda gunakan dalam membuat benda kerajinan tangan yang bernilai seni dan ekonomi yang dibuat dengan bahan dasar botol plastik bekas. Jumlah keseluruhan ide yang kami bagikan ada 17, dengan sumber diambil dari situs-situs yang dicantumkan dalam caption gambar.
    Penasaran tentang ke-25 ide pembuatan kerajinan tangan dari botol plastik bekas, berikut adalah gambar beserta keterangannya :
    2. Tempat Pakan Burung Dari Botol Plastik
    Pakan Burung Dari Botol
    family.disney.com
    Yang pertama adalah tempat makanan burung. Jika dilihat pada gambar diatas sepertinya pembuatan tidak terlalu rumit. Yang anda perlukan hanyalah kayu berbentuk sendok (lebih baik dengan bentuk melengkung kedalam yang berfungsi sebagai penampang) yang nantinya ditusukkan kedalam botol yang sudah berisi pakan burung.
    3. Pelindung Tanaman di Pot
    Pelindung Tanaman di Pot
    blomsterverkstad.blogspot.com
    Tanaman anda masih baru tumbuh dan anda khawatir akan rusak karena hal tertentu? Tenang saja, anda bisa memanfaatkan botol plastik untuk melindungi tanaman anda seperti pada gambar diatas. Dengan begitu tanaman anda bisa terlindungi saat masih berukuran kecil dan anda bisa melepas pelindung sata tanaman anda sudah tumbuh cukup tinggi. Jangan lupa sesuaikan ukuran botol yang akan anda potong dan gunakan dengan ukuran pot yang tersedia.
    3. Vas Air Gantung
    Vas Air Gantung
    photobucket.com

    Bingung dengan namanya? Seperti pada gambar diatas, dengan botol bekas anda bisa membuat vas gantung yang hanya berisi air yang tentunya hanya dikususkan untuk bunga-bunga hias tertentu saja.
    4. Pot Tanaman Yang Digantung
    Pot Tanaman Gantung
    www.rosenbaum.com.br
    Selanjutnya mungkin sudah sering anda temui di keseharian yaitu pot tanaman yang digantung atau yang disandarkan pada dinding. Mengingat banyaknya space yang tidak terpakai di dinding belakang rumah masing-masing orang (mungkin) dan kurangnya space berupa lahan tanah, maka cara ini sangat dianjurkan bagi anda yang ingin bercocok tanam sayuran.
    5. Pot Tanaman Dengan Kombinasi Kain
    Pot Tanaman Dengan Kombinasi Kain
    www.letusdiy.org
    Yang ini sebenarnya sama dengan pot-pot yang sebelumnya, perbedaan mencolok adalah keberadaan kain dengan warna sesuai pilihan yang akan membungkus botol plastik yang menjadi pot dengan menggunakan tali. Tujuannya tentu saja agar botol plastik terlihat lebih bagus dan lebih cantik.
    6. Tempat Perhiasan Bertingkat
    Tempat Perhiasan Bertingkat
    www.epbot.com
    Yang satu ini cukup unik, dengan bermodalkan beberapa alas botol plastik yang dipotong dari botolnya kemudian digabungkan sampai beberapa tingkat. Anda bisa membuat tempat perhiasan seperti pada gambar. Cukup cantik bukan?
    7. Penampang Benda-Benda Kecil
    Penampang Benda-Benda Kecil
    Ide selajutnya adalah, penampang benda-benda kecil yang dibuat dari dasar botol plastik yang diwarnai sesuka hati. Silahkan cek pada gambar, anda bisa memanfaatkan penampang untuk meletakkan dan mengelompokkan beberapa benda dalam beberapa tempat terpisah supaya lebih rapi.
    8. Tempat Pensil dan Bolpoint
    Tempat Pensil dan Bolpoint
    www.duitang.com
    Yang ini mungkin cukup umum dan mudah dibayangkan dalam pembuatannya. Cukup potong ujung botol dan kemudian siap digunakan untuk meletakkan beberapa pensil dan bolpoint. Tentu saja, karena disini kita bicara soal kerajinan tangan yang bagus maka tempat pensil tadi bisa dikreasikan dengan warna tertentu baik itu menggunakan cat ataupun dibungkus dengan kain sesuai dengan kebutuhan.
    9. Botol Sebagai Penutup Kantong Plastik
    Botol Sebagai Penutup Kantong Plastik
    www.apartmenttherapy.com
    Untuk yang satu ini bisa dibilang sangat jarang terpikirkan untuk dilakukkan dan juga sangat sederhana karena pembuatannya amat sangat mudah. Ya, anda bisa menggunakan tutup botol beserta ujung botol plastik untuk “mengunci” plastik pembungkus agar lebih rapat.
    10. Botol Plastik Untuk Paket Makanan
    Botol Plastik Untuk Paket Makanan
    paperplateandplane.wordpress.com
    Tentunya anda pernah kesulitan dalam mencari tempat untuk meletakkan makanan kecil. Selain mudah dibuat, dengan model tempat makanan seperti ini makanan kecil anda akan terlindungi dari “gangguan” luar sampai akhirnya siap digunakan.
    11. Chandelier Dari Botol Plastik
    Chandelier Botol Plastik
    Chandelier pada gambar diatas dibuat oleh Michelle Brand pada event Haute Green 2007 di New York City yang mana pada acara itu dia berhasil memenangkan Inhabitat Editors’ Choice Award atas desain Chandelier dari botol plastik yang cantik dan bernilai seni tinggi. Untuk informasi resminya bisa dibaca di situs resmi Inhabitat.com > Michelle Brand’s Stunning Plastic Bottle Chandelier.
    12. Pelindung Lampu Kecil Dari Botol Plastik
    Pelindung Lampu Tidur
    familycrafts.about.com
    Selanjutnya yang bisa anda buat adalah pelindung plastik yang bisa digunakan sebagai tempat melindungi lampu kecil yang nantinya bisa menjadi lampu hias. Fungsi lainnya, anda bisa menjadikannya lampu tidur.
    13. Gelang Dari Botol Plastik
    Gelang Dari Botol Plastik
    photobucket.com
    Gelang diatas tampak cantik bukan, hampir sulit dikatakan bahwa gelang diatas dibuat dengan bermodalkan botol plastik bekas yang diberi warna yang cantik sehingga tampak bagus. Ingin memiliki gelang cantik dan keren hasil kreasi sendiri, silahkan manfaatkan botol plastik disekitar anda.
    14. Bracelet Dari Botol Bekas
    Bracelet
    Jika anda kesulitan membuat gelang, anda bisa mencoba membuat bracelet yang notabene lebih mudah dibuat. Lihat pada gambar, untuk membuat bracelet seperti pada gambar diatas anda hanya perlu memotong bagian tengah botol menjadi beberapa bagian dan kemudian memotong lingkaran supaya mudah dipasangkan pada tangan. Untuk warna anda bisa menyesuaikan sendiri, dan dari 1 botol plastik bisa dibuat beberapa bracelet.
    15. Celengan Dari Botol Plastik
    Celengan Dari Botol Plastik
    www.marthastewart.com
    Pernah memiliki celengan dari kaleng atau tanah liat hasil kerajinan tangan? Anda bisa membuat alternatifnya menggunakan botol plastik. Cukup kunci rapat penutup botol menggunakan lem kemudian buat lubang untuk jalan masuk uang yang ingin anda tabung. Jangan lupa, hiasi celengan anda sesuai keinginan seperti gambar diatas sebagai contohnya.
    16. Peniup Gelembung
    Peniup Gelembung
    photobucket.com
    Ingin membuat mainan sederhana namun menyenangkan untuk anak-anak, anda bisa mencoba membuat peniup gelembung dari botol plastik bekas. Saya sudah menemukan video tutorial untuk pembuatan peniup gelembung dari botol bekas, silahkan simak dibawah ini :
    17. Kunang-Kunang Dari Botol Plastik
    Kunang Kunang Mainan
    pinterest.com
    Dengan bermodalkan gunting, cat, botol plastik, dan lightstick anda bisa membuat mainan berbentuk kunang-kunang yang benar-benar menyala seperti pada gambar diatas. Nyala lampu dari lightstick membuatnya main menarik dan disuka anak-anak.
    Setelah melihat-lihat gambar diatas, sudahkah anda putuskan benda kerajinan tangan apakah yang akan anda buat. Sambil menentukan pilihan, anda sudah bisa memulai untuk mengumpulkan botol bekas di sekitar anda sebagai bahan dasar. Semoga berhasil dan terima kasih sudah berkunjung.Kunang Kunang Mainan
    sumber:dennies c.s (yaptiongseng)